Padang – Di Balik Pecah Rekor Penonton Moto GP di Sirkuit Mandalika: Para Rider Bagi Pengalaman, Ratusan Pelajar ke Paddock. Yunanda yang diberi kesempatan mengibarkan bendera finis maupun Wahyu Prihadi yang duduk di tribun dan bahkan sempat tak sadar kalau balapan sudah selesai, kegembiraan menyaksikan langsung MotoGP di Sirkuit Internasional Mandalika, Nusa Tenggara Barat (NTB), sama kadarnya.
Angga merasa mendapat kehormatan besar, Wahyu mengaku mendapat pengalaman tak terlupakan.“Pastinya senang banget. Sebuah kehormatan bisa menjadi salah satu perwakilan,” ungkap Angga, aktor yang masuk nominasi Pemeran Utama Pria Terbaik Festival Film Indonesia lewat film Dua Garis Biru itu.
Angga langsung antusias ketika kali pertama mendapat tawaran. “Terlebih saya putra daerah asal Lombok. Pastinya seru,” kata suami penyanyi Shenina Cinnamon yang dilahirkan di Lombok 25 tahun lalu itu kepada Lombok Post (grup Padang Ekspres).
Nun di tribun C, Wahyu, salah seorang penonton, tentu tak bisa sedekat itu menyaksikan aksi para pembalap. Dengan kecepatan rata-rata 160–185 km/jam, Wahyu hanya bisa melihat para rider sekelebat saja.Wahyu bahkan sempat tak sadar kalau balapan telah selesai. “Kirain ada apa pada lambat pembalap MotoGP-nya, ternyata sudah habis hehehe,” kenangnya.
Tapi itu sama sekali bukan masalah bagi dia. “Kalau mau nonton jelas ya di TV. Kalau di tribun langsung itu lebih ke adrenalin dan pengalaman sih,” ujar Wahyu yang juga sempat tak tahu siapa pemenang balapan sebelum akhirnya memburu informasi via ponsel.
Perputaran Ekonomi
Direktur Utama InJourney Maya Watono menyatakan, penyelenggaraan balapan pekan lalu itu merupakan penyelenggaraan terbaik MotoGP di Mandalika.
“Tahun ini menjadi penyelenggaraan terbaik, ditandai dengan okupansi hotel di kawasan Mandalika yang mencapai 100 persen, serta kerja sama dengan berbagai pihak untuk menambah flights karena tingginya peminat,” katanya.
Masih ada sejumlah alasan lain. Sirkuit Mandalika sekali lagi membuktikan standar internasionalnya dengan mempertahankan homologasi Grade A dari FIM, sejajar dengan sirkuit ikonik global lain.
Juga, beragamnya ajang untuk mendekatkan para pembalap dengan warga sekitar dan penggemar serta pecahnya rekor penonton.“Luar biasa, total 141 ribu penonton dengan nilai (perputaran ekonomi) Rp 4,8 triliun,” ucap Menteri Pemuda dan Olahraga Erick Tohir seusai menyaksikan balapan pada Minggu (5/10).
Jumlah tiket yang ditargetkan untuk dijual sebenarnya 121 ribu. Tapi ternyata, permintaan melonjak hingga menembus 141 ribu. Itu jumlah penjualan tiket tertinggi selama empat edisi penyelenggaraan balapan MotoGP di Mandalika.Padahal, Marc Marquez sudah memastikan gelar juara MotoGP di seri sebelumnya di Motegi, Jepang. Tapi Mandalika, yang kebagian seri ke-18 di musim balapan ini tetap dianggap seru.Dan, itu memang terbukti di sirkuit: Marc tetap gagal mengakhiri “kutukan” tak pernah finis, si adik Alex yang malah naik podium; sejumlah nama tenar lain juga tumbang; dan tradisi gelar selalu diraih pembalap berbeda terjaga dengan berhasilnya Fermin Aldeguer menjadi yang tercepat.
Wakil Menteri Pariwisata Ni Luh Enik Ermawati menambahkan, saking penuhnya okupansi hotel, bahkan timnya saja kesulitan mencari hotel. Termasuk hotel yang dimiliki Poltekpar Lombok di Praya, Lombok Tengah.
Demikian pula transportasi. Terbukti dengan penambahan penerbangan sebanyak 44 extra flight oleh berbagai maskapai. “Selain udara, laut pun demikian. Pegawai InJourney dari Bali bahkan harus naik kapal penyeberangan untuk sampai ke Lombok,” jelasnya.
Go to School
Di Pondok Pesantren Nurul Ijtihad NU Lenser, Desa Kuta, Pujut, Lombok Tengah, Mario Aji berbagi pengalaman. Tentang tantangan perjalanan kariernya sampai kini menjadi pembalap Moto2.Pembalap asal Magetan, Jawa Timur, itu tak sendirian menghadiri kegiatan Indonesian GP Go to School itu. Koleganya sesama pembalap turut serta: Manuel Gonzalez Simon, Collin Veijer.
Baca Juga : Waspada Tsunami, Sistem Peringatan Dini Diresmikan
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5371423/original/061372200_1759654323-000_77QP7ZQ.jpg)
Sedangkan rider lain seperti Alonzo Lopez, Jake Dixon, dan Tony Arbolino berkegiatan yang sama di SDN Ngolang, juga di desa dan kecamatan yang sama.
Selain itu, sebanyak 200 pelajar berprestasi dari 21 sekolah di Lombok Tengah juga diajak mengikuti Student Go to Paddock. Mereka diizinkan masuk ke area yang biasanya hanya boleh diakses oleh pembalap, engineer, dan tim media.
“Itu semua baru kita gelar tahun ini dan berdampak pada keingintahuan orang untuk datang ke Sirkuit Mandalika,” kata Chairman MotoGP Mandalika 2025 Troy Reza Warokka.
Muaranya adalah pecahnya rekor penonton tadi. Dari titik pijak ini, Direktur Utama InJourney Tourism Development Corporation Ari Respati berharap, ke depan MotoGP di Mandalika bisa menjadi lebih dari sekadar balapan. “Tapi menjadi perayaan rakyat,” katanya.






